Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘240827’ Category

Bermula dari akhir 2009 yang menyedihkan. Pada tanggal 31 Desember 2009, teman saya yang bernama Rendi Ahmad yang merupakan teman sewaktu belajar di MTSn4 ternyata meninggal dunia. Saya dikabari teman saya, Alfi Fakhriyah, tentang kabar tersebut, bahwa almarhum kecelakaan. Meskipun saya dan Almarhum tidak begitu kenal dekat, tapi saya pun bersama teman-teman saya melakukan ta’ziah atau menyelawat jenazah. Setibanya disana jenazah baru datang dari RS Fatmawati dan banyak orang melakukan ta’ziah.

Saya pun bersama teman-teman saya ikut menshalatkan hingga menguburkan jenazah. Kami berdoa semoga Allah mengampuni dosa-dosa almarhum, dan diberkahi disisi Allah SWT. Setelah acara penguburan selesai, saya pun pulang ke rumah sebelum Zuhur tiba. Di rumah saya pun merenung tentang perkataan Imam Shalat Jenazah yang mengatakan “umur manusia tidak ada yang tahu kecuali Allah, dan tidak ada keharusan bahwa yang tua harus wafat duluan dibanding yang muda, tapi semua adalah dikarenakan kehendak-Nya, sebagaimana Almarhum yang masih muda dan potensial, yang telah mendahului kita menuju sisi-Nya”.

Innalillah..

Pada sore harinya, setelah saya beristirahat, saya ditelepon oleh kakak saya untuk membawa abang ipar saya yang ternyata sakit. Padahal saya berpikir, abang saya sehat saat saya bertemu dengan beliau di pagi hari, tapi ternyata sekarang sakit. Saya pun langsung membawa beliau menuji IGD RS Fatmawati dan beliau mesti dirawat inap hingga sembuh karena maag kronis. Saya menjaga beliau hingga malam dan digantikan oleh kakak saya yang pulang dahulu untuk mengambil perlengkapan. Hari yang melelahkan, dua cerita dalam satu hari.

Pada Tanggal 1 Januari 2010 (Happy New Year!!), saya shalat Jumat dimasjid RS Fatmawati bersama keponakan saya, Alif Zaky Assidiky dan paman saya, Andi. Saya beberapa saat menunggu adzan, datang seorang laki-laki berambut putih disamping saya sambil shalat sunnah. Awalnya saya tidak sadar siapa disamping saya. Kemudian beberapa saat setelah selesai beliau shalat, saya melihat orang yang disamping saya, dan ternyata adalah Hatta Radjasa. Saya pun bertanya pada keponakan saya untuk memastikan (karena saya bingung plus kalut ada orang hebat disamping saya,huehe bingung mau ngapain). Alhasil saya pun salaman dengan beliau (asik2!! dapet salaman ma orang terkenal nih, bisa nular ga yah?? huehehe). Mungkin ini pertanda baik, pikir saya.

Saya pulang pada siang hari setelah shalat jumat dari RS Fatmawati dan kemudian membuka email dan terdapat berita yang menggembirakan bahwa saya diterima menjadi calon pegawai Telkom, Alhamdulillah. Saya harus menjalani Pembinaan Mental di Rindam Siliwangi untuk langkah selanjutnya menjadi pegawai tetap Telkom.

Ternyata setelah beberapa cerita hari2 tersebut terdapat pesan bahwa takdir baik dan buruk itu telah ditentukan. Waktu menjadi sebuah batasan dalam setiap keadaan. Setiap langkah kita telah ditentukan bukan hanya halangan dan rintangannya, tetapi juga kemudahan dan kebaikan didalamnya. Kita hanya perlu berikhtiar (berusaha), tawakal dan mawas diri atas segala takdir yang akan kita jalani.

Alhamdulillah abang saya pun sehat seperti sedia kala saat ini. Dan saya telah menjalani Pembinaan Mental selama 3 minggu di Rindam Siliwangi. Sekarang saatnya berjuang untuk masa depan yang lebih baik.

Semangat Pagi!!!!!!

Guitar on Fire!!

Guitar on Fire!!

Read Full Post »

VIVAnews – Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa merokok dan minuman beralkohol berefek negatif bagi kesehatan.

Namun tidak banyak orang mengetahui apa saja hal-hal yang tampaknya sepele namun berdampak besar terhadap kesehatan. Berikut ini beberapa jenis kebiasaan yang membuat tubuh tampak lebih tua tanpa kita sadari.

1. Melihat dengan menyipitkan mata
Seringkali kita mengamati sesuatu yang menarik dengan berjinjit dan menyipitkan mata. Sebenarnya, kebiasaan ini menjadikan kerutan di sekitar mata semakin jelas.

Untuk meningkatkan elatisitas kulit sekitar mata, gunakan krim kolagen, lalu urut daerah sekitar mata dengan arah kanan-kiri dan atas-bawah. Lakukan beberapa kali sehari. Pastikan juga Anda memakai kacamata hitam saat berada di luar ruangan atau pakailah kacamata jika memiliki gangguan penglihatan.

2. Memakai bodi scrub
Secara rutin kita memang harus membuang sel-sel kulit mati agar kulit terlihat lebih bercahaya. Tetapi jangan menggosok tubuh terlalu keras atau terlalu sering. Luluran dengan scrub lebih dari sekali dalam seminggu, bisa menyebabkan kerusakan lapisan kulit dan melemahkan fungsi alami kulit sebagai pelindung. Terlalu keras dan terlalu sering melulur tubuh, juga bisa menimbulkan luka dan infeksi jaringan kulit. Pada akhirnya, kulit akan rentan terhadap proses penuaan.

Bagi pemilik kulit sensitif atau alergi, hindari lulur berbahan buah dan gel. Setelah melulur tubuh, jangan lupa gunakan pelembab. Produk yang mengandung minyak zaitun dan lidah buaya sangat dianjurkan bagi kulit kering. Bagi kulit berminyak, gunakan produk bebas minyak, atau produk dengan kandungan asam hyaluronic yang cocok untuk kulit berminyak.

3. Minum menggunakan sedotan
Walaupun terlihat seksi, minum menggunakan sedotan tidak baik bagi kesehatan kulit. Gesekan antara kulit bibir dengan sedotan menimbulkan kerutan di sekitar mulut yang sangat sukar dihilangkan saat facial atau pengencangan.

4. Merokok
Menyelipkan rokok di sela-sela bibir bisa menimbulkan kerutan pada bibir. Para perokok biasanya akan terlihat lebih tua daripada orang yang tidak merokok, bukan hanya karena penuaan kulit, tetapi akibat kerutan sehingga menimbulkan efek menua.

5. Postur tubuh
Selain menjaga kesehatan kulit, penampilan kita juga sangat dipengaruhi postur tubuh. Punggung yang bungkuk, bahu yang jatuh dan dada yang turun akan membuat gadis 20 tahun terlihat sangat tidak menarik.

6. Kebiasaan mengunyah
Kebiasaan mengunyah permen karet atau makanan ringan bukan hanya berbahaya pada luka lambung, tetapi juga menyebabkan kerutan dan penyempitan pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah akan meningkat dan adanya penonjolan pembuluh darah.

Apabila ingin mengunyah permen karet, lebih baik mencoba meditasi berikut. Coba rileks dan duduk nyaman, lalu letakkan tangan di lutut dengan telapak terbuka. Tarik napas panjang lewat hidung lalu keluarkan melalui mulut, lakukan berulang-ulang.

posting ini dari kaskus..
Sumber : www.vivanews.com
Posting Kaskus: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3067883

Read Full Post »

Menghukum Tanpa Kekerasan

Sebuah cerita yang bagus, diambil dari sebuah trit dikaskus:

Berikut ini adalah cerita masa muda Dr. Arun Gandhi (cucu dari Mahatma Gandhi):

Waktu itu Arun masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orang tua disebuah lembaga yang didirikan oleh kakeknya yaitu Mahatma Gandhi, di tengah-tengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika selatan. Mereka tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tidak heran bila Arun dan dua saudara perempuannya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.

Suatu hari ayah Arun meminta Arun untuk mengantarkan ayahnya ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan Arun sangat gembira dengan kesempatan ini. Tahu bahwa Arun akan pergi ke kota, ibunya memberikan daftar belanjaan untuk keperluan sehari-hari. Selain itu, ayahnya juga minta untuk mengerjakan pekerjaan yang lama tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.

Pagi itu, setiba di tempat konferensi, ayah berkata, “Ayah tunggu kau disini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama. “. Segera Arun menyelesaikan pekerjaan yang diberikan ayahnya.

Kemudian, Arun pergi ke bioskop, dan dia benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjukkan pukul 17:30, langsung Arun berlari menuju bengkel mobil dan terburu-buru menjemput ayahnya yang sudah menunggunya sedari tadi. Saat itu sudah hampir pukul 18:00.

Dengan gelisah ayahnya menanyakan Arun “Kenapa kau terlambat?”.

Arun sangat malu untuk mengakui bahwa dia menonton film John Wayne sehingga dia menjawab “Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu”. Padahal ternyata tanpa sepengetahuan Arun, ayahnya telah menelepon bengkel mobil itu. Dan kini ayahnya tahu kalau Arun berbohong.

Lalu Ayahnya berkata, “Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kau sehingga kau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran kepada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, ayah akan pulang ke rumah dengan berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik- baik.”.

Lalu, Ayahnya dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap, sedangkan jalanan sama sekali tidak rata. Arun tidak bisa meninggalkan ayahnya, maka selama lima setengah jam, Arun mengendarai mobil pelan-pelan dibelakang beliau, melihat penderitaan yang dialami oleh ayahnya hanya karena kebodohan bodoh yang Arun lakukan.

Sejak itu Arun tidak pernah akan berbohong lagi.

*Pernyataan Arun:*
“Sering kali saya berpikir mengenai episode ini dan merasa heran. Seandainya Ayah menghukum saya sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapatkan sebuah pelajaran mengenai tanpa kekerasan? Saya kira tidak. Saya akan menderita atas hukuman itu dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. Itulah kekuatan tanpa kekerasan.”

Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2378790

Read Full Post »

Rumah yang Sepi

Hari ini, beberapa keluarga saya (Ibu, Bapak, Beberapa Kakak dan Keponakan) pergi menuju Lampung untuk ke rumah Saudara. Mereka menaiki satu mobil dengan membawa beberapa peralatan seperti komputer PC, Monitor, dan peralatan lain untuk dibawa ke rumah Saudara dari pihak Abang Ipar sekaligus berjalan-jalan. Dari pagi-pagi sudah dipersiapkan segala keperluan dijalan mulai dari pakaian hingga makanan. Mereka pergi pada pukul 9 pagi dan menuju Merak untuk menaiki Kapal Ferry yang membawa ke daratan Sumatra. Namun, mereka bepergian tanpa saya karena saya harus menjaga rumah.

Saya tidak sendirian menjaga rumah, karena masih ada seorang kakak yang ikut tinggal disini. Namun, kemungkinan kakak saya pun akan pergi karena sesuatu urusan untuk sehari – dua hari. Bagi saya tidak sulit untuk sendirian di rumah. Namun, hal yang membuat saya merasa berbeda adalah karena beberapa keponakan saya (Alif, Sabillah dan Abrar) ikut pergi ke Lampung. Hal ini membuat rumah menjadi sepi (karena biasanya merekalah yang membuat rumah ramai, berantakan dan ga karuan).

Semoga mereka cepat kembali..amin.. 🙂

Read Full Post »